Tuesday 5 July 2011

Allah SWT Maha Memaafkan HambaNYA Yang Berdosa


قال رسوال الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ عَبْدًا أَصَابَ ذَنْبًا وَرُبَّمَا قَالَ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَقَالَ رَبِّ أَذْنَبْتُ وَرُبَّمَا قَالَ أَصَبْتُ فَاغْفِرْ لِي فَقَالَ رَبُّهُ أَعَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي
(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah SAW: Sungguh seorang hamba berbuat dosa, lalu ia memohon pengampunan pada Allah, ampunilah hamba, maka berkatalah Allah padanya: HambaKu, sungguh telah berbuat dosa, namun ia mengetahui ia memiliki Tuhan Yang Maha Memaafkan dan menolongnya, maka kumaafkan hambaKu. (ucapan ini terus diulang2 oleh Rasul SAW” (Shahih Bukhari).

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang telah mengizinkan kita untuk hadir di dalam perkumpulan mulia istana anugerah Ilahi, yang mengizinkan sanubari kita untuk mengingat-Nya, bagi mereka yang mau mengingat-Nya. Ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ala tidak memberikan izin untuk mengingat-Nya kepada hamba-hamba yang tidak dikehendaki-Nya, sebagaimana ketika ummat-ummat terdahulu berkata kepada Allah: “Wahai Allah jika hamba-hamba yang belum bertobat memohon kepada-Mu dan menyebut nama-Mu, maka bagaimanakah hal itu?”, maka Allah menjawab : “Kalau mereka menyebut-Ku dan berdoa kepada-Ku, maka Aku menyebutnya dengan laknat-Ku”. Namun berbeda dengan ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana telah difirmankan oleh Allah subhanahu dalam hadits qudsi :

 فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي
“Jika ia mengingat/menyebut-Ku dalam kesendirian, maka Aku Mengingatnya dalam kesendirian(Dzat)Ku” 

Dan terdapat dalam riwayat musnad Al Imam Ahmad, Allah subhanahu wata’ala berfirman :

يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كاَنَ مِنْكَ فَلاَ أُبَالِي


" Wahai keturunan Adam , jika engkau berdoa dan berharap kepadaKu niscaya Kuampuni dosa-dosa kalian tanpa Kupertanyakan lagi. " (HR Musnad Ahmad)

Jika ummat sayyidina Muhammad datang kepada Allah berdoa dan bermunajat maka akan Allah ampuni dosa-dosa itu tanpa dipertanyakan lagi. Maka dimanakah para pendoa? dimana orang-orang yang memanggil Ya Allah?!”. Banyak manusia yang di dalam hatinya kering dari seruan nama Allah, apalagi bibirnya. Di masa lalu kesempatan banyak berdzikir ( menyebut Allah) tidak diberikan kepada semua orang kecuali mereka harus lepas dan suci dari dosa. Sedangkan di masa kini kesempatan dibuka seluas-luasnya, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi : “mereka yang berdoa dan berharap kepada-Ku , maka Aku hapus dosa-dosanya dan tidak Kupertanyakan lagi”. Allah juga berfirman dalam hadits qudsi:




يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ

“Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”

Dan jika dosa keturunan Adam itu memenuhi langit dan jika ia meminta ampun kepada Allah maka Allah akan mengampuni dosanya”

Allah subhanahu wata’ala berfirman :
قَالَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
( الأعراف : 23 )
“Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS. Al A’raf : 23 )

Kesalahan (dosa) pertama yang pernah ada dari manusia adalah diperbuat oleh nabi Adam, bukan berarti nabi Adam itu telah berbuat dosa karena semua nabi itu ma’sum (terjaga dari perbuatan dosa), namun hal itu telah dikehendaki Allah dengan hikmah agar manusia turun ke bumi. Maka disaat itu doa yang diucapkan nabi Adam adalah :

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
( الأعراف : 23 )


"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS. Al A’raf : 23 )


Doa ini selayaknya dilantunkan oleh bibir dan hati kita, karena setiap waktu diri kita selalu berbuat hal yang zhalim terhadap diri kita sendiri. Inilah doa tertua yang diucapkan oleh nabi Adam AS ketika masih di surga. Dan mengapa Allah menciptakan neraka?, Allah tidak menciptakan neraka kecuali yang kekal di neraka hanyalah mereka yang jika Allah kembalikan ke dunia maka mereka akan tetap berbuat jahat. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
( الأنعام : 28 )


“Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya . Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.” ( QS: Al An’am : 28 )

Jika mereka dikembalikan lagi kepada kehidupan dunia maka mereka akan kembali kepada apa yang telah mereka perbuat dari sesuatu yang dilarang oleh Allah, maka mereka itulah yang akan kekal di neraka, adapun yang selain mereka maka tidaklah akan kekal di dalam neraka, adakah yang lebih indah dari perbuatan Allah?. Allah subhanahu wata’ala berfirman :


مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
( النساء : 147 )


“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” ( QS. An Nisaa: 147 )


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Sampailah kita pada hadits telah kita baca, hadits ini diulang hingga 3 kali dalam Shahih Al Bukhari ; dimana seorang hamba berbuat dosa kemudian ia menyesal kemudian meminta ampun kepada Allah, maka pelajaran pertama yang dapat kita ambil dari hadits ini yaitu jika telah melakukan dosa maka jangan dibiarkan saja sehingga dosa-dosanya terus menumpuk dan menumpuk, namun teruslah beristighfar, memohon ampun kepada Allah. Maka tatkala hamba yang berbuat dosa tadi berkata : 


“Wahai Allah aku telah berbuat dosa”, maka Allah menjawab :

عَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي


“Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menghukumi setiap dosa, Aku telah mengampuni hamba-Ku.”


Kemudian hamba itu berdosa lagi dan berkata :

“ Wahai Allah aku telah berbuat dosa”, maka Allah menjawab :

عَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي


“Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menghukumi setiap dosa, Aku telah mengampuni hamba-Ku.”

Demikian berkali-kali yang telah diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari . Al Imam Ibn Hajar berkata dalam mensyarahkan hadits ini bahwa sebagian pendapat mengatakan hanya tiga kali, namun pendapat yang lain mengatakan lebih dari tiga kali karena tidak mungkin manusia hanya berbuat dosa sebanyak tiga kali, kecuali para nabi dan rasul yang memang terjaga dari dosa, maka tercakup pula dalam makna hadits qudsi berikut ini:

يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا الَّذِي أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ


“ Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian dalam kesalahan di siang dan malam, dan Aku lah Yang Maha Mengampuni semua dosa-dosa, maka mohonlah pengampunan kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosa kalian”


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Allah subhanahu wata’ala memuliakan hamba-hamba-Nya dengan seindah-indah keadaan, dan beruntunglah para pencinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang ketika nafas-nafas dicatat oleh para malaikat sedang merindukan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia yang paling indah, manusia yang paling ramah, manusia yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala, manusia yang paling mencintaimu, kelak di hari kiamat semua orang melupakanmu kecuali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .

Semua para nabi dan Rasul berkata : “nafsi nafsi, izhhabuu ila ghairi ( diriku-diriku, pergilah kepada selainku)” , kecuali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak diam atas dosa-dosa kita, meskipun diawalnya beliau berkata : “pergi dan keluarlah dari kelompokku, orang-orang yang berbuat dosa setelah aku wafat”, namun ketidaktegaan hati rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam muncul ketika ummatnya terusir dari semua para nabi Rasul, nabi Adam As ayah para manusia pun tidak bisa menolong mereka, yang mana ketika itu mereka merasa bahwa dia akan menolong mereka karena dia adalah bapak dari semua manusia, namun tetap saja nabi Adam AS berkata : “nafsi nafsi”.Begitu pula nabi Ibrahim As abu al anbiyaa ( ayah para nabi ), mengapa disbut demikian? karena semua nabi dari bani Israil adalah keturuna dari nabi Ibrahim As.

Maka ketika mereka terusir dari semua nabi, mereka pun kembali lagi kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka berkata : “Wahai Rasulullah, semua nabi dan rasul mengusir kami”, tidak ada yang mau bertanggung jawab atas dosa-dosa kita kelak di hari kiamat. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
( الإنسان : 10 )
“ Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” ( QS. Al Insan : 10 )


Hari ketika Allah subhanahu wata’ala mengguncang alam semest, dan Allah tidak pernah marah dan murka sebelumnya dengan kemurkaan yang dahsyat seperti saat itu dan tidak akan pernah murka lagi seperti itu selama-lamanya. Di saat itu tidak ada satu pun yang berani berbicara, kecuali nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata kepada ummat-ummat yang terusir dari para nabi : “Aku yang akan menghadap Allah”, demikianlah sayyidina Muhammad yang peduli terhadap dosa-dosa kita, menjadikan dirinya jaminan di hadapan Allah yang mana Allah sedang dalam keadaan murka, yang pada saat itu jika ada yang salah berucap maka akan dilempar ke dalam api neraka.

Dan dikatakan bahwa api neraka itu bukanlah tempat murkanya Allah namun hanya diciptakan untuk orang-orang yang dimurkai Allah, karena jika Allah murka kepada neraka maka neraka itu lebur takutnya kepada murka Allah. Maka disaat nabi Muhammad mengahadap kepada Allah beliau bersujuda, kemudian Allah berfirman : “apa yang membuatmu bersujud wahai Muhammad”?.Lalu rasulullah berkata : “aku memuji Allah dengan pujian yang belum pernah aku memuji-Nya dengan pujian itu dan Allah pun memujiku dengan pujian yang belum pernah Allah memujiku seperti itu”. Di hari dimana Allah sangat murka namun ketika itu nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dipuji dengan pujian yang belum pernah dipuji dengan pujian itu sebelum dan sesudahnya, lantas Rasulullah berkata : “ummati ummati”, maka Allah berkata : “Angkatlah kepalamu,dan mintalah pasti Kuberi dan selamatkanlah ummatmu yang ingin engkau selamatkan dengan syafaatmu”. 

Jika ditanya mana yang lebih baik, Allah subhanahu wata’ala atau nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam? Tentunya Allah subhanahu wata’ala, tetapi mengapa yang meminta pengampunan adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?, karena nabi Muhammad adalah ciptaan Allah. Allah subhanahu wata’ala yang menciptakan makhluk yang paling indah itu, dan Dialah Allah yang menjadikan alam ini ada, maka kenalilah kasih sayang-Nya melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita tidak bisa bertemu dan berjumpa dengan Allah maka kenalilah Allah melalui sosok sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan sampai di neraka pun kasih sayang Allah masih tetap ada untuk para pendosa agar mendapatkan syafaat, sebagai bentuk dari kasih sayang Rabbul ‘alamin .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Ketika ketentuan-ketentuan yang tidak kita kehendaki terjadi pada kita, maka janganlah menyesalinya dan bersedih akan hal itu, banyak pertanyaan muncul kepada saya akan hal-hal seperti ini. Ketahuilah mungkin yang terjadi pada kita itu adalah hal yang baik untuk kita, sebagaimana kejadian yang dijelaskan di dalam surah Al Kahfi, kejadian antara nabi Musa As dan Nabiyullah Khidir As. Dimana disaat itu nabi Khidir As diutus untuk menemui nabi Musa AS dan mengajarinya tentang takdir-takdir Ilahi. Kisah ini sangat panjang namun secara singkat ketika nabi Musa As bertemu dengan nabi Khidir As, nabi Musa berkata kepada nabi Khidir : “izinkanlah aku ikut bersamamu untuk kau ajari aku tentang ilmu yang egkau ketahui?”, nabi Khidir berkata: “sungguh engkau tidak akan bisa sabar bersama denganku”, nabi Musa AS menjawab: “Insyaallah aku akan bisa bersabar dan tidak akan melanggar perintahmu”, lalu nabi Khidir berkata: “Jika kau ikut bersamaku, maka jangan bertanya tentang sesuatu sampai aku yang mengatakannya kepadamu”. Maka keduanya berjalan hingga menaiki sebuah perahu lalu nabi Khidir membocorkan perahu itu, maka nabi Musa berkata: “Apakah engkau membocori perahu itu untuk menenggelamkan orang-orang di dalamnya, sungguh engkau telah berbuat kesalahan”, maka nabi Khidir berkata : “bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa engkau tidak akan bisa sabar mengikutiku”, maka nabi Musa berkata : “baiklah maafkan aku, sungguh aku telah lupa”, kemudian mereka melanjutkan perjalanan sehingga mereka menemui seorang anak kecil maka dibunuhlah anak kecil itu oleh nabi Khidir, lalu nabi Musa As berkata : “mengapa engkau membunuh anak kecil yang tidak berdosa?”, maka nabi Khidir kembali berkata : “bukankah telah aku katakan padamu, engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku”, maka nabi Musa kembali berkata : “baiklah maafkan aku, jika nanti aku bertanya lagi kepadamu akan sesuatu maka tinggalkanlah aku”, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan dan ketika tiba di sebuah perkampungan, maka penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka dan tidak mau menjamu mereka, lalu disana mereka menemukan sebuah dinding rumah yang telah rapuh dan hampir roboh, maka nabi Khidir memperbaiki dan membangun kembali dinding rumah itu, maka nabi Musa berkata : “jika engkau mau, engkau bisa meminta imbalan untuk itu”,

kemudian nabi Khidir berkata : “inilah akhir pertemuanku denganmu, aku akan menjelaskan kepadamu akan hal-hal yang tidak mampu engkau bersabar atasnya, ketahuilah bahwa perahu yang kubocorkan tadi adalah milik orang miskin yang bekerja di laut, dan aku merusaknya hingga perahu itu tenggelam karena dihadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu”. Lihatlah takdir Allah yang terjadi, jika perahu itu masih berada di atas permukaan laut maka pastilah perahu itu akan dirampas oleh para perampok, namun Allah takdirkan tenggelam namun hal itu untuk menjaga agar hartanya tidak dirampas oleh para perampok.

 Lalu nabi Khidir berkata : “Adapun anak muda (kafir) itu kubunuh, karena kedua orang tuanya adalah orang yang beriman dan aku khawatir dia akan memaksa kepada kesesatan dan kekafiran dan Allah akan menggantikannya dengan anak lain yang lebih baik darinya, adapun dinding rumah yang kubangun itu adalah milik dua anak yatim di kampung itu, yang dibawahnya ada pendaman harta untuk mereka dan ayahnya adalah orang shalih, maka Allah berkehendak agar anak yatim itu sampai dewasa lalu keduanya mengeluarkan harta itu sebagai rahmat dari Allah”. 

Disebutkan dalam tafsir Al Imam Ibn Katsir, Al Imam Qurthubi dan lainnya m bahwa harta itu adalah pendaman ayahnya yang shalih, yaitu nenek moyang yang ketujuh, namun masih Allah jaga hartanya hingga keturunannya yang ketujuh. Dari sini banyak makna yang perlu saya perjelas, diantaranya adalah bahwa orang yang shalih itu selalu dijaga oleh Allah, jangankan imanya hartanya pun dijaga oleh Allah hingga tujuh keturunan, disebutkan dalam tafsir Ibn Katsir, tafsir Qurthubi dan lainnya ketika nabi Khidir membuka pendaman harta itu tertulis dengan emas lafadz : “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah”, maka kagetlah nabi Khidir dan nabi Musa karena tulisan itu mengkabarkan akan dekatnya kedatangan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka akhirnya nabi Musa dan nabi Khidir pun berpisah.

Hadiri hadirat yang dimuliakan Allah

Oleh karena itu jika dalam kehidupan kita ada hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita maka mungkin saja hal itu ada hikmahnya yang jauh lebih besar dan baik di masa mendatang. Mudah-mudahan di hari-hari kita selalu terbit rahmat dan kasih sayang Allah sampai tujuh keturunan bahkan tujuh puluh keturunan, amin. Di akhir surah Al Kahfi terdapat kisah tentang Ya’juj dan Ma’juj yaitu dua makhluk yang memimpin kelompok yang sangat besar, dijelaskan bahwa Dzulqarnain adalah seorang raja yang diberi kekuasaan oleh Allah subhanahu wata’ala yang mengalahkan semua kekuatan yang ingin menyerang Islam di saat itu, hingga kemudian ia menemukan Ya’juj dan Ma’juj yang membuat kerusakan di muka bumi. Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan nabi Adam As, yang riwayatnya terdapat dalam dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa di hari kiamat kelak nabi Adam As akan diperintah untuk memasukkan 1000 dari keturunannya kedalam neraka, maka 1000 orang pun dimasukkan ke dalam neraka, mendengar hal ini para sahabat kaget dengan jumlah yang banyak itu, maka Rasulullah berkata : “ jangan takut, dari 1000 keturunan nabi Adam hanya ada satu Ya’juj Ma’juj”, jadi Ya’juj dan Ma’juj itu adalah keturunan nabi Adam, demikian pendapat jumhur Ulama’.

Mereka keturunan nabi Adam namun berbeda dengan yang lainnya karena Ya’juj dan Ma’juj memakan manusia hidup-hidup, pohon dimakan, manusia dimakan, dan segala sesuatu dimakan bahkan mereka saling memakan satu sama lain. 

Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah terbangun dari tidur beliau bersabda siapa yang mau membangunkan para keluarganya untuk shalat tahajjud, karena aku melihat sejengkal lubang yang membentengi Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka. Ya’juj dan Ma’juj akan keluar dari dalam bumi dan jumlahnya lebih banyak dari penduduk bumi, diriwayatkan dalam hadits bahwa jika mereka melewati sebuah danau kemudian minum dari danau itu, maka ketika yang di bagian depan minum air telaga itu maka yang di bagian belakang akan melewati danau itu kering.

Oleh karena itu Dzulqarnain mengumpulkan besi-besi, baja, tembaga, timah dan lainnya ditutupkan kepada mereka lalu dibakar agar mencair dan menutupi mereka. Dan Rasulullah telah bersabda bahwa 14 abad yang silam beliau telah melihat tembok itu terbuka sejengkal, namun hal itu masih sangat jauh, kenapa? karena masih banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan bahwa sebelum munculnya Ya’juj dan Ma’juj itu masih banyak kejadian-kejadian yang akan terjadi, dan yang paling kita tunggu adalah munculnya kemakmuran terlebih dahulu, kita akan hidup di masa kemakmuran, dan semoga keturunan-keturunan kita dijauhkan dari pengikut Dajjal, amin.

Guru mulia mengajarkan untuk membaca surat surah Al Kahfi 10 ayat pertama dan 10 ayat terkahir di setiap harinya, khususnya bagi kaum wanita karena wanita yang membaca itu (atau dalam riwayat lain yang menghafalnya) maka keturunanya tidak akan terkena fitnah Dajjal, dan juga dikarenakan pengikut Dajjal itu kebanyakan kaum wanita, kenapa? karena jumlah wanita lebih banyak dari kaum pria . Maka perbanyaklah membaca surah Al Kahfi khususnya 10 ayat pertama dan 10 ayat terakhir. Dijelaskan bahwa yang menghafal 10 ayat terakhir surah Al Kahfi maka ia aman dari fitnah Dajjal yang hal itu terjadi setelah kemakmuran menyeluruh di seluruh bumi. Semoga Allah subhanahu wata’ala segera mendekatkan waktu datangnya kemakmuran, datangnya kejayaan Islam, munculnya generasi yang gemar sujud, berdoa dan munajat, generasi pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, generasi yang cinta kepada Allah, generasi orang-orang yang tidak menjadikan sesuatu didunia ini lebih agung dari Allah, karena sungguh tidak ada yang lebih agung dari-Nya, tidak ada yang lebih berhak dicintai dari-Nya, tidak ada yang lebih dirindukan dari-Nya, Allah Rabbul ‘alamin…

Ditulis Oleh: AL Habib Munzir AlMusawa  

Thursday 9 June 2011

Keutamaan CInta kerana Allah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Persahabatan dasarnya adalah kejujuran cinta dan damainya kasih. Bila cinta itu kerana Allah Taala maka pahalanya sangat besar. Rasulullah SAW bersabda – “Allah Taala berfirman, ‘Pasti mendapat cinta-Ku orang-orang yang saling cinta kerana-Ku, orang-orang yang duduk bersama kerana-Ku, orang-orang yang saling mengunjungi kerana Ku dan orang-orang yang saling memberi kerana Ku.” (HR Malik,Imam Ahmad,Ibnu Hibban,Hakim)

Rasulullah SAW bersabda – “Barangsiapa yang ingin merasakan manisnya iman maka hendaklah dia  mencintai,tidak mencintai kecuali kerna Allah” (Hadis Sohih Imam Ahmad dan Hakim)

Apabila seseorang manusia mencintai seorang manusia,suka kepadanya dan berteman dengannya kerana dia mencintai Allah Taala dan taat kepadanya, maka itulah CINTA KERNA ALLAH.

Apabila seorang  manusia mencintai seorang manusia dan berteman dengannya kerana dia membantunya dalam menjalankan ajaran agama dan menolongnya untuk taat kepada Allah Taala, maka dia telah mencintai kerana Allah.

Apabila seorang  manusia mencintai seorang manusia dan berteman dengannya kerana dia membantunya dalam mendapatkan dunia yang dengan itu dia berusaha mendapat akhirat, , maka dia telah mencintai kerana Allah.

Apabila seorang  manusia mencintai seorang manusia dan berteman dengannya sebab dia merasakan perasaannya condong kepadanya dan jiwanya senang terhadapnya, atau kerana dia membantu dalam urusan dunia juga dalam perkara kehidupan lain nya yang membuatnya senang, maka itu adalah cinta biasa,bukan termasuk cinta kerana Allah. Itu adalah persahabatan yg timbul kerana perasaan jiwa semata. Akan tetapi cinta dan persahabatan seperti itu adalah sesuatu yang dibolehkan dan mungkin ada kebaikan didalamnya Insyaallah.

Allah SWT berfirman, “ Teman2 akrab pada hari itu sebahagiannya menjadi musuh bagi sebagian yg lain kecuali orang2 yang bertaqwa” (QS.Az-Zukhruf:67)

Sifat teman yg baik…berkata Hjjatul Islam, “ Apabila kamu ingin berteman dengan seseorang maka perhatikan lima hal pada dirinya: akal(pintar) , Akhlak yang baik, kesolehahn, tidak tamak kepada dunia  dan tidak pendusta.

Insyaallah bersambung dgn tajuk yg berkaitan “Jangan berteman kecuali dgn orang2 soleh” , “Hak2 Teman”  dan juga “CInta Kerana Allah”


Sabda Rasulullah SAW: Sungguh seorang hamba berbuat dosa, lalu ia memohon pengampunan pada Allah, ampunilah hamba, maka berkatalah Allah padanya: HambaKu, sungguh telah berbuat dosa, namun ia mengetahui ia memiliki Tuhan Yang Maha Memaafkan dan menolongnya, maka kumaafkan hambaKu. (ucapan ini terus diulang2 oleh Rasul SAW” (Shahih Bukhari).

Ya Allah bahagiakan dirinya dgn cinta yg engkau maksudkan itu ya Allah,iaitu cinta kerna MU dengan cinta kepada MU itu yg utama, maka dia juga mencinta hambaMu kerna Mu ya jua Ya Allah…ampunkan dosa2nya kerna mungkin dosa itu tidak disengajakan…kasihanilah dia ya Allah ..sungguh engkau Maha mengasihani dan penyayang….amin







Thursday 2 June 2011

wadah qalbu muslimah: BULAN REJAB..penuh keberkatan

wadah qalbu muslimah: BULAN REJAB..penuh keberkatan: "Sabda Nabi s.a.w.: Hendaklah kamu memuliakan bulan Rejab,nescaya Allah muliakan kamu dengan seribu kemuliaan di hari kiamat. ..."

Saturday 28 May 2011

wadah qalbu muslimah: Munajat seorang hamba Allah.

wadah qalbu muslimah: Munajat seorang hamba Allah.: "Ya Allah......Maha Suci Engkau..... Engkau telah menciptakan aku,sedang aku ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut.... Engkau..."

Thursday 26 May 2011

Ridho Seorang Hamba (Aku dan DiriMu)

Sungguh Rasulullah saw keluar menyampaikan tausiyah, maka berdirilah Abdullah bin Hudzafah ra, seraya berkata :siapa ayahku?, maka bersabda Rasul saw : ayahmu hudzafah, lalu Rasul saw mengangkat suara dgn tegas : silahkan kalian Tanya aku..!, Tanya aku..!, maka berlutut Sayyidina Umar ra dihadapan beliau saw dan berkata : “Kami ridho dgn ALLAH sebagai Tuhan, dan ISLAM sebagai agama kami, dan MUHAMMAD sebagai nabi kami, maka Rasul saw tenang dan diam (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Limpahan puji ke hadirat Allah subhanahu wata’ala Maha penguasa tunggal sepanjang waktu dan zaman, maha penguasa yang menentukan segala kejadian, Yang Maha mengetahui dan maha mendengar getaran sanubari hambanya , Yang maha meringankan segala beban hamba-hambaNya dengan limpahan rahmat dan keluhuran sepanjang saat, tiada satu detik kecuali rahmat dan kasih sayang Nya terus mengalir kepada hamba-hamba Nya yang beriman dan yang tidak beriman,Yang Maha melimpahkan kebahagiaan sepanjang zaman, Yang Maha menciptakan segenap hamba dari tiada, sesuatu yang selain Allah adalah makhluk, selain Dia Yang Maha Tunggal, Maha Sempurna dan Maha Abadi, kesemuanya adalah fana dan terikat kepada Yang Maha memiliki segala yang ada di langit dan bumi. Langit dan bumi ini adalah kerajaan milik Allah subhanahu wata’ala, Allah pemilik Tunggal Yang Maha berwibawa, Allah Yang Maha memberikan keluhuran, Yang Maha memberikan cahaya dan kegelapan, Yang Maha memulikan hamba-hamba-Nya dan menghinakan, Yang Maha menghidupkan dan Maha mematikan , Yang Maha melimpahkan keluhuran dan kesucian, Yang Maha memperbaiki keadaan hamba yang dikehendaki Nya, terlebih lagi jika hamba-Nya meminta dan terus berharap kepada-Nya, sungguh Dialah (swt) Yang paling tidak mengecewakan dari semua yang tidak mengecewakan, Dialah Yang Maha berhak dipercaya melebihi semua yang dipercaya, Dialah (swt) Yang Maha mendengarkan semua keluhan dan seruan hati kita melebihi semua yang mendengarkan keluhan dan seruan hati, Dialah (swt) Yang Maha mengerti perasaan kita melebihi semua yang baik kepada kita karena Dia (swt) Maha Baik. sebagaimana firmanNya subhanahu wata’ala: 

“ RahmatKu (Allah) sampai kepada segala sesuatu “ ( QS. Al A’raf : 156 )

Diriwayatkan di dalam kitab taujihunnabiih oleh guru mulia  Al Musnid Al ‘Allamah Al Habib Umar bin Hafidz bahwa ketika seseorang mendengar firman Allah subhanahu wata’ala maka ia berdoa: “ Wahai Allah, jika seandainya sudah terlampau banyak dosa-dosaku, hingga aku bukanlah hamba yang pantas mendapatkan kasih sayangMu, namun Engkau telah berfirman:

“ RahmatKu (Allah) sampai kepada segala sesuatu “ ( QS. Al A’raf : 156 )


Dan aku adalah bagian dari sesuatu, berarti akan sampai pula kasih sayang Mu kepadaku wahai Rabbi”. Begitu indahnya Rabbul ‘Alamin, memberikan kasih sayang kepada hamba-hambaNya, kepada siapa pun yang membuatNya ridha dan yang mebuatNya murka. Siapa pun yang mengerjakan hal-hal yang dicintai Allah atau yang berbuat hal-hal yang dimurkai Allah, sama-sama diberi kasih sayang Allah . Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

“ Sesungguhnya Allah Maha lembut dan Maha berkasih sayang terhadap manusia”

Namun ada waktunya kelak kenikmatan dunia akan berakhir, di saat itu terlihatlah perbedaan mutlak antara yang
menerima kasih sayang Allah dan yang menolak kasih sayang Allah, antara yang hanya menyembah Allah atau yang menyembah selain Allah, perbedaan itu kelak akan tampak di hari kiamat, dan hingga saat setelah kematian kita. Usia dunia yang singkat ini, yang hanya beberapa hari kemudian kehidupan aku dan kamu di dunia selesai, dan setelah itu akan muncul kehidupan di alam barzakh kemudian berlanjut kepada kehidupan akhirah yang abadi dan kekal. Ingatlah bahwa kita akan berpindah ke satu alam kehidupan yang tidak ada akhirnya. Ketika di dunia musibah yang menimpa kita pasti akan ada akhirnya, akan tetapi betapa ruginya jika dalam kehidupan akhirah kita terkena musibah yang kekal.

Teman yg ku sayangi,

Seandainya kita dalam kesulitan sepanjang kehidupan kita di dunia, lalu setelah kita wafat kita akan mendapatkan kenikmatan yang abadi, maka sungguh kesulitan di dunia yang menimpa sepanjang kehidupan kita itu sangatlah kecil dan merupakan bagian dari kasih sayang Allah, dan sang maha baik dan dermawan mengajarkan kepada kita doa untuk meminta kebahagiaan dunia dan akhirah, alangkah indahnya sang pemilik dunia dan akhirah .

Semoga aku dan kamu selalu terang benderang jiwa sanubari dan jasad kita dengan cahaya kelembutan Allah, dengan cahaya pengampunan Allah, dengan cahaya kasih sayang Allah. Yaa Arhamar Raahimin..Wahai Yang Maha berkasih sayang melebihi semua yang mempunyai sifat kasih sayang, kalimat ini akan membuka keluhuran dan hubungan mulia dari Rahmat Allah kepadamu demikian diriwayatkan dalam Hadits Qudsiy riwayat Al Imam Bukhari dan lainnya

 “ Aku (Allah) bersama persangkaan HambaKu “

Ketika hamba menginginkan kasih sayangNya, maka sungguh Allah sedang ingin menyayanginya, jika seorang hamba merindukan Allah maka sungguh Allah rindu padanya , (shahih Bukhari) jika seorang hamba merasa dirinya ingin mendapatkan pengampunan dan meminta maaf dan ampun kepada Tuhan penciptanya, sungguh doa dan munajatnya itu menandakan bahwa Allah ingin mengampuninya.

TemanKu,berusahalah semampu Mu, kerna usaha yg sedikit bukan bermakna malas atau berputus asa,atau usaha yg byk juga belum tentu menjanjikan sesuatu kejayaan, tetapi yang di lihatnya Allah SWT adalah Keikhlasan HatiMu, Sejauhmana keyakinanMu dalam prasangka Mu kepada Allah SWT yg memberikan sedikit ujian berat buatMu dan juga buatKu, betapa ujian itu sebenarnya mengandungi HIKMAH yg indah di sebaliknya.

Cobaan dan rintangan yang terus datang, hinaan, cacian, fitnah, kesemuanya hanya dianggapnya penyebab dosa dan cela selama hari harinya..Wahai Temanku, kau telah menjadi kebanggaanku dan berlian hatiku, betapa risaunya hari harimu dari segala kendala yang kau lalui, maka Allah swt menaruhkanmu semakin dekat padaku, 

Semangat juang semakin cerah terlihat, wajahmu bukan semakin suram dengan banyaknya celaan, tapi kusaksikan wajahmu semakin cerah dengan cahaya kesejukan, pandangan matamu memancarkan semangat juang yang bergelora, siang dan malammu penuh dengan ketekunan dalam mengabdi kepada dakwah Sang Nabi saw.

Besarnya harapan dan munajat menghapus dosa-dosa kita, maka ketahuilah bahwa mengampuni dosa adalah sesuatu yang mudah dan remeh bagi Allah subhanahu wata’ala, namun jangan kita meremehkannya, karena jika hal itu terjadi bisa saja Allah (swt) tidak mau mengampuni dosa-dosanya. Jika kita meremehkan dengan berfikir bahwa Allah (swt) pasti mengampuni dosa sehingga timbul dalam fikiran kita untuk tidak perlu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka hal yang seperti itu bukanlah merupakan harapan atau prasangka baik terhadap Allah (swt), akan tetapi merupakan penghinaan makhluk terhadap Allah subhanahu wata’ala. Tentunya kita tidak dituntut oleh Allah melebihi dari kemampuan kita, kita tidak pula dipaksa lebih dari batas kemampuan, sebagaimana firman-Nya:


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
( البقرة : 286 )

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” ( QS. Al Baqarah : 286 )


Dari ayat ini kita memahami makna kelembutan Ilahi bahwa Allah (swt) tidak akan memaksa lebih dari kemampuan hamba-Nya, namun Rasulullah shaallallahu ‘alaihi wasallam memperjelaskan makna ayat ini dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :



 اكْلَفُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ

“Bebankan (lakukanlah) amal sesuai kemampuan kalian” (Shahih Bukhari)


Maksudnya bukan berarti memaksakan diri lebih dari kemampuan, tetapi jangan sampai jika kita masih mampu melakukan suatu ibadah namun hanya karena terjebak malas atau yang lainnya sehingga kita tidak mau melakukannya. Tetapi jika sampai pada batas kemampuan maka Allah tidak memaksakan untuk lebih lagi dari itu. Maka lakukan amal ibadah hingga batas kemampuan kita dengan berusaha dan berdoa selanjutnya kita pasrahkan kepada Allah subhanahu wata’ala atas ketentuannya. Tidak cukup dengan kita berdoa saja dan tidak mau berusaha, karena hal yang seperti itu seakan-akan kita memerintah Allah untuk menjadi budak kita atau sebagai suruhan semata mata dan memberikan segala yang kita inginkan. Dan tidak pula sebaliknya, hanya dengan berusaha saja tanpa berdoa kepada Allah, karena kita tidak memiliki nafas kita sendiri bagaimana kita merasa tidak butuh lagi berdoa kepada Allah, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


أَعْجَزَ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ

“Manusia yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dalam berdo’a”
 (HR alma’jamul kabiir littabrani, syi’bul Imaan lilbaihaqi dll)



TemanKu yg di Muliakan Allah SWT

Rasulullah menjelaskan bahwa yang dimaksud orang yang berani bukanlah orang yang mampu memukul yang lain atau menyerang, namun justru orang yang berani adalah orang yang mampu menahan amarahnya. Sebatas apa seseorang mampu menahan amarahnya maka sekadar itu juga keberaniannya.
Maka berhati-hatilah terhadap orang yang selalu sabar karena jika amarahnya memuncak, Allah akan memunculkan kekuatan kemurkaan Allah pula, karena Allah subhanahu wata’ala berfirman :



إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
( البقرة : 153 )


“ Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar ” ( QS. Al Baqarah : 153 )


Allah senantiasa bersama orang yang bersabar, jika hamba yang bersabar sudah memaksakan diri dengan segenap kemampuan untuk bersabar sehingga ia tidak mampu lagi menahan kesabarannya, maka Allah subhanahu wata’ala akan turut bertindak untuk membantu hamba-Nya yang bersabar.


TemanKu yg di Muliakan Allah SWT

Kudengar suara suara yg menentang dalam Dakwah Mu, namun mata tak bisa berdusta, karena mata adalah cermin hati, dan kusaksikan pancaranmu sungguh tak layak dicela, bolehlah barat dan timur mencelamu, namun saksikanlah, temanmu ini, mencintaimu dunia dan akhirat, dan menaruh harapan besar pada masa mendatangmu.

Tenanglah dengan kasih sayang-Nya swt yang akan berhembus pada masa depanmu, kau adalah laskar Muhammad saw, berani, tegas, tekun, teliti, dan penuh bakti pada yang paling luhur untuk berbakti padanya sepanjang usia bumi.

Allah swt sebagai saksiku, aku menyayangimu, mendoakanmu, dan setiap keluhan dan kesusahanmu adalah panah api yang dilemparkan kejantungku.

Majulah dan berjuanglah, jadilah panutan bagi seluruh Muslimah seperjuangan, jika usiaku lanjut, aku yakin akan melihat Panji Dakwah Nabi saw akan berkibar digenggamanmu, namun jika usiaku tak sempat menyaksikan itu, kabar harumnya perjuanganmu akan sampai ke kuburku.

Maka jangan kecewakan harapanku padamu, wahai Temanku, artikel ini adalah harapanku agar muncul beribu ribu Muslimah berjiwa sepertiMu dimasa mendatang.

Wahai sang Pemilik segala keluhuran, gantikan keadaan kami menjadi semakin indah setiap waktu dan saat, dan jadikan saudari tercintaku ini berlian kebanggaan Sayyidina Muhammad saw, dunia dan akhirat.

Dan doaku dan munajatku untuk seluruh para pemuda pemudi yang sejiwa, seperjuangan, dan satu semangat, dalam kelompok pasukan Muhammad Rasulullah saw, dalam menegakkan panji kedamaian dan Rahmat bagi sekalian alam semesta.

Bangkitlah saudara saudariku di barat dan timur, jangan tertipu bisikan syaitan yang membisikkan pendosa tak akan pantas mencapai hal ini semua, sebagaimana firman-Nya swt “sungguh pahala itu menghapus dosa dosa” (QS Hud 114).


Maka benahi dosa dosa kita dengan memperbanyak pahala, maka Allah swt akan menghapus dosa dosa kita, dan firman-Nya swt:

“Barangsiapa yang taat pada Allah dan Rasul-Nya, maka akan mendapat kenikmatan yang diberikan Allah swt pada mereka, mereka bersama para Nabi, para shiddiqiin, para syuhada, dan para shalihin, dan sungguh alangkah indahnya menjadi teman dan bersama mereka” (QS Annisa 69).

Maka berusahalah untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya semampunya, dengan semangat juang untuk mendukung kebangkitan dakwah sang pembawa kedamaian di alam, sayyidina Muhammad saw, yang diutus Allah swt untuk membawa kasih sayang dan kedamaian dimuka Bumi.

Saudara saudariku seperjuangan di barat dan timur, Sungguh dosa dan kesalahan akan berubah menjadi pahala dengan kekuatan taubat dan memperbanyak amal shalih, sebagaimana firman Nya swt:


“Kecuali mereka yg bertaubat, beriman, dan beramal shalih, maka bagi mereka Allah gantikan dosa dosanya dengan pahala” (QS Al Furqan 70).



Saudara saudariku seperjuangan di barat dan Timur, sambutlah seruan seruan kasih sayang Nya ALLAH swt itu dengan semangat juang, bangkitnya diri kita untuk membenahi diri dan sekitar, bangkitlah sebagai pembela sayyidina Muhammad saw untuk memelihara keberkahan, kedamaian, persatuan, keluhuran, kesucian, dan dengan itu kemakmuran akan terbit pada hari harimu dan wilayahmu di manapun kau berada.

Salam perjuangan dari pendosa yang berharap pengampunan Allah swt dari doaMu dan kalian.

Selamat berjuang saudara saudariKu, tempatmu dihatiku adalah berlian kebanggaan, maka lanjutlah, agar kau mencapai derajat yang lebih luhur dan lebih luhur.

Wahai saudara saudariku dibarat dan timur yang dilamar untuk menjadi berlian kebanggaan Rasul saw, jawablah SERUAN mulia ini, sungguh keberuntungan terluhur bagi yang menyambutnya, dan kerugian terbesar bagi yang menolaknya,

Semoga Allah swt memudahkan langkah langkah kita dalam menuju keluhuran, amiin


Ridho Seorang Hamba


Tuesday 24 May 2011

Kasih SayangKu melebihi KemurkaanKu



قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “ketika Allah SWT selesai membangun Alam semesta, maka Dia SWT mencantumkan diatas Arsy: Sungguh Kasih SayangKu melebihi KemurkaanKu” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِر،ِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ، بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا، لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ، اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ، وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ، وَفِي هَذِهِ الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ، نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha memiliki kebahagiaan dan Maha melimpahkannya, Yang Maha memiliki jasad, ruh dan jiwa dan Yang Maha menceraikan ruh dengan jasad, dan Maha memindahkan hamba dari satu alam ke alam lainnya, dari alam ruh ke alam rahim, dari alam rahim ke alam dunia, dari alam dunia ke alam barzakh, dari alam barzakh ke alam akhirat, dan kesemua alam itu satu per satu pasti dilewati oleh setiap manusia.
Kita telah melewati alam ruh, namun kita tidak menyadarinya, kita telah melewati alam rahim di alam rahim ibunda kita, tetapi kita tidak menyadarinya, hingga sampailah kita di alam yang menjadi penentu yaitu alam dunia ini, dan jangan sampai kita tidak menyadarinya, karena kehidupan di alam ini adalah yang menentukan kehidupan di alam yang selanjutnya, yaitu alam barzakh, dan seteah itu adalah alam akhirah yang kekal dan abadi.
Alam ruh berakhir dengan pindahnya kita ke alam rahim, dan di alam rahim hanya beberapa bulan saja antara 7 bulan atau 9 bulan, dan setelah itu lahirlah ke alam dunia, kemudian di alam dunia tidak ada sesuatu pun yang kekal..
وَكُلُّ الَّذِيْ فَوْقَ التُّرَابِ تُرَابٌ
“Setiap yang ada di atas tanah akan kembali menjadi tanah “

Semua yang di atas tanah akan kembali ke tanah, dan semua yang dibangun di atas bumi akan kembali ke perut bumi, dan semua yang ada di alam ini tidak ada satu pun yang kekal, namun amal pahala kitalah yang akan membuat kita kekal dalam keluhuran atau dalam kehinaan dengan kehendak Allah subhanahu wata’ala. Ketahuilah semua yang ada di tubuh kita akan dilepaskan, ingatlah bahwa harta kita, pakaian kita, jabatan kita kesemuanya akan dilepaskan, semua yang bersifat dosa, akan membawa musibah yang sangat berat dan semua yang bersifat ibadah akan membawa keberuntungan yang sangat indah. Dan ketahuilah bahwa piagam penghargaan teragung, termulia dan tersuci adalah kalimat “Laa ilaaha illallah” wafat dalam husnul khatimah dengan kalimat itu, itulah awal dari segala keluhuran yang tiada akan pernah berakhir dan akan berlanjut dalam kehidupan yang abadi dalam kebahagiaan, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
( محمد : 15 )
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari sari buah yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang sudah bersih, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka,(apakah) sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” ( QS. Muhammad : 15 )

Salah satu perumpamaan saja bahwa surga Yang Allah ciptakan bagi hamba-hamba-Nya yang baik di dalamnya terdapat sungai-sungai yang mengalir, diantara riwayat mengatakan bahwa sungai itu mengalir hingga ke depan istana-istana surga bahkan masuk ke dalam istana-istana yang airnya jauh lebih nikmat daripada air yang ada di dunia, dan ada juga aliran-aliran sungai susu yang tidak pernah berubah rasanya, ada pula aliran-aliran sungai madu yang sangat indah dan suci, kesemua ini bukan sekedar kita menghayal namun hal ini ada dalam kalam Allah subhanahu wata’ala, yang sudah diciptakan dan dibangun dengan konstruksi multi luhur, Rabbul ‘alamin Allah subhanahu wata’ala. Di surga terdapat sungai-sungai yang mengalir sampai ke halaman-halaman istana hingga masuk ke dalamnya, yang airnya suci dan bersih dengan rasa-rasa yang sangat nikmat dan belum pernah Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya di dunia, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi :

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“ Telah Kusiapkan untuk hamba-hambaKu sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam sanubari manusia”

Allah subhanahu wata’ala juga berfirman :
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
( السجدة : 17 )
“Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” ( QS. As Sajadah : 17 )
Allah subhanahu wata’ala menyiapkan suatu anugerah yang agung sebagai balasan atas perbuatan baik mereka, hadiah cinta Allah untuk hamba-hamba-Nya yang ingin selalu ingin dekat kepada-Nya. Maka perbanyaklah untuk mengingat Allah, karena dengan mengingat Allah maka kita akan diingat-Nya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
( البقرة : 152 )
“ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu , dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku” ( QS. Al Baqarah : 152 )

Sering terlintas dalam benak manusia bahwa kita memiliki banyak hajat, namun jangan sampai mengingat Allah lebih sedikit dari mengingat hajat kita, karena hajat kita bisa Allah berikan sebelum kita memintanya, semua itu bisa terjadi karena Allha Maha Tau, kita tidak mengetahui hajat kita di hari esok namun Allah mengetahuinya, maka tanpa kita memintanya hajat kita di hari esok telah terpenuhi. Namun jika seseorang sering melupakan Allah maka Allah subhanahu wata’ala pun jarang mengingatnya. Sebagaimana jika kita mempunyai teman yang baik maka ia akan selalu memikirkan kita, mungkin kesusahan kita yang perlu dia bantu, misalkan dia mendengar kabar bahwa temannya sakit maka ia akan segera mendatangi temannya, terlebih lagi jika Yang Maha Tau selalu mengingat kita, maka perbanyaklah ingat kepada Allah sungguh kesuksesan dunia adalah hal yang sangat mudah untuk Allah berikan kepada kita, dan dijanjikan sangat besar kepada para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan masa depan kalian cerah, hal itu telah terjadi sepanjang alam semesta tercipta bahwa semua yang rindu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan selalu diamankan dan diselamatkan oleh Allah, di dunia diberi kenikmatan dan di akhirah diberi kemuliaan, namun tentunya dengan adanya usaha semampunya. Dan ketahuilah bahwa masa kita adalah masa kebangkitan ummat yang baik yang dijanjikan oleh sayyidina Muhammad akan datangnya kemakmuran. Kelak di akhirah manusia akan lupa akan kekayaan dan kemiskinannya selama di dunia, tidak peduli atas banyaknya musibah yang pernah terjadi, dan banyaknya kenikmatan yang diberikan di dunia. Namun keadaan akan berbeda lagi jika telah berpindah ke alam yang lain, maka hendaknya kita juga memikirkan kehidupan di dunia kita untuk tidak terganggu ibadah kita kepada Allah, maka mintalah kepada Allah kemudahan , kebahagiaan dan kemakmuran agar kita mudah dalam beribadah, dan hal itu diperbolehkan sebagaimana yang telah diperbuat oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam mendoakan sayyidina Anas bin Malik RA , beliau bersabda :

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
“Ya Allah, perbanyak hartanya (Anas bin Malik) dan perbanyak keturunannya dan limpahi keberkahan untuk harta dan keturunan yang Engkau berikan padanya”

Maka bukanlah hal yang tercela bagi seseorang untuk mempunyai harta yang banyak, namun yang tercela adalah orang yang lupa terhadap Allah mungkin sebab harta, tahta atau musibah. Sifat manusia adalah lupa oleh sebab itu diutuslah kepada kita, matahari kelembutan Ilahi sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk member petunjuk kepada kita. Hadits yang telah kita baca tadi, menyebutkan bahwa di saat alam semesta selesai dibangun oleh Allah, maka Allah menuliskan di ‘arsy :
إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلُبْ غَضَبِي 
“Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.”

Kasih sayang Allah subhanahu wata’ala sangat besar, namun Allah juga mempunyai sifat murka, sebagaimana Allah menciptakan surga maka Allah juga menciptakan neraka. Sebagaimana yang tadi telah kita ketahui tentang sifat-sifat surga yang, apapun yang mereka inginkan dari makanan atau buah-buahan dengan rasa yang semakin lezat dan dari segala jenis dan bentuk. Dan dalam waktu yang sama dimana penduduk surga dalam kenikmatan, ketika itu ada orang-orang yang dalam kehinaan berada di neraka yang diberi minum dengan air yang sangat panas sehingga terpotong-potong ususnya dan hancurlah perut mereka. Surga dan neraka telah diciptakan dan keduanya masih menanti orang-orang yang akan lulus dalam ujian masuk ke dalam surga Allah, dan jawabannya ada pada kalimat ini :
 إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي
“Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.”

Rahmat Allah itu adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan kemurkaan Allah adalah iblis. Keduanya bagaikan barat dan timur, barangsiapa yang paling dekat ke arah barat, maka pastilah ia paling jauh dari arah timur, dan yang semakin mendekat kepada rahmat Allah maka ia akan semakin jauh dari murka Allah. Dan yang hadir di majelis ini sedang dalam keadaan yang didekatkan oleh Allah kepada rahmat-Nya dan jauh dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala. Rahmat Allah dimunculkan dengan adanya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dimana ucapan-ucapan beliau adalah rahmat Allah, tuntunan-tuntunan beliau adalah rahmat Allah, perbuatannya adalah rahmat Allah, siang dan malamnya adalah mutiara-mutiara rahmat Allah, gerak-gerik dan segala yang beliau perbuat dan disampaikan dan beliau ajarkan akan menjadi rahmat Allah bukanlah murka Allah, dan segala yang beliau larang adalah merupakan seruan iblis dan para pengikutnya akan menjadi kemurkaan Allah, maka timbangan ini hakikatnya tidak seimbang karena di satu sisi Allah mempunyai kemurkaan, dan pemimpin pada kemurkaan Allah adalah Iblis, Allah pun mempunyai kasih sayang yang pimpinannya adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan membawa para pengikutnya menuju kasih sayang Allah, namun Allah berfirman : “ Rahmat-Ku mengalahkan kemurkaanku”. Kekuatan kasih sayang Ilahi, pengampunan-Nya, kelembutan-Nya jauh lebih besar dari kemurkaan-Nya, bukan berarti Allah tidak bisa murka. Maka sungguh beruntunglah para pecinta sayyidina Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kita mempunyai cita-cita di dunia, namun kita juga harus mempunyai cita-cita di akhirat, jangan hanya cita-cita di dunia saja atau hanya akhirat saja. Semakin baik cita-citamu maka semakin baik pula Allah membalasnya. Banyak cita-cita mulia yang ingin terwujudkan misalnya cita-cita ingin makmur, cita-cita ingin membantu orang lain dan para fuqara’, cita-cita untuk membangun masjid atau majelis-majleis ta’lim dan lain sebagainya, hal-hal seperti itu sangat baik dan mulia. Dan teman-teman kita yang akan menghadapi ujian semoga diberi kelulusan dan kesuksesan, jika lulus namun tidak sukses lebih baik tidak lulus namun sukses, namun semoga semuanya diberi kelulusan dan kesuksesan, amin. Maka jangan merasa takut untuk menghadapi ujian, tenangkan hati dan perbanyak dzikir serta belajar dengan baik maka masa depanmu akan terjamin oleh yang memilikinya. Ingat masa depan kita ada yang memilikinya Dialah Allah subhanahu wata’ala, apakah masa depan kita akan baik dan cerah atau sebaliknya, dan Dia telah menjanjikan kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa jika muncul generasi orang-orang yang baik di akhir zaman maka di saat itulah akan muncul kemakmuran.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Ketahuailah bahwa keluasan duniawi tiadalah layak dan baik kecuali dicita-citakan untuk hal yang baik maka hal itu akan menjadi baik. Diriwayatkan dalam kitab Qabasunnuur Al Mubin yang ditulis oleh guru mulia Al Hafizh Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh, ringkasan dari Rub’u Al Muhlikaat Ihyaa’ Ulumuddin oleh Al Imam Ghazali, bahwa sayyidah Zainab binti Jahsy, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suatu hari diberi hadiah oleh sayyidina Umar bin Khattab RA, berupa hadiah uang yang banyak, maka setelah ditanya oleh sayyidah Zainab, beliau ( sayyidina Umar )menjawab : “ini adalah hadiah untukmu wahai istri rasulullah”, maka ia pun membagi-bagikannya kepada keluarganya, tetangganya dan orang-orang terdekatnya kemudian mengangkat kedua tangannya dan berdoa : “Wahai Allah jangan jadikan setelah hadiah ini ada hadiah lagi untukku, sehingga nafkahku berasal dari hadiah orang lain”, akhirnya dialah orang pertama yang yang wafat menyusul Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah putrinya sayyidatuna Fathimah Az Zahra. Demikian keadaaan yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala, namun tidak sedikit dari para sahabat yang dilimpahi kenikmatan dan keluasan di dunia, seperti sayyidina Abdurrahamn bin ‘Auf RA, sayyidina Utsman bin Affan RA, dan banyak lagi para sahabat yang lainnya dan mereka adalah orang-orang yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Setelah majelis ini kita akan membaca tahlil pendek atas wafatnya seorang wanita shalihah yang usianya mencapai 110 tahun, nama beliau Syarifah Khadijah bint Ali Al Atthas, beliau adalah bibi dari ibunda saya beliaulah yang mengasuhnya dan usia ibunda saya saat ini sudah 75 tahun. Beliau wafat dalam usia yang sangat lanjut namun tidak mengalami sakit-sakitan dan tidak pula beliau pikun, dan beliau adalah wanita yang sangat shalihah dan polos sehingga setiap kali ditawari harta dan kenikmatan dunia yang lainnya beliau selalu menolak, seringakali saya mengajaknya untuk tinggal di rumah saya saja, karena beliau hanya tinggal di rumah kontrakan yang luasnya kira-kira 5x6 m saja di daerah kebon nanas, yang mana rumah itu telah mencakup ruang tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi, namun jika saya mengajak beliau untuk tinggal di rumah saya saja beliau menolak dan tidak mau, ada lagi yang menawarkan beliau untuk dibelikan rumah namun beliau juga menolaknya. Dan beliau memilih untuk tinggal sendirian, sejak beliau berusia 20 tahun setelah suaminya wafat beliau tidak menikah lagi hingga beliau wafat, beliau dikenal oleh para Habaib Shalihin, diantaranya Al Habib Abdurrahman As Saqqaf, almarhum Al Habib Baqir Al Atthas, Al Habib Umar bin Hud Al Atthas, dan lainnya yang kesemunya sudah mangkat, dan beliau baru wafat kemarin hari Minggu.
Suatu waktu ketika saya silaturrahmi ke rumah beliau, beliau berkata : “pompa air di rumah lagi rusak jadi saya ambil air dengan ember ke rumah tetangga sambil pegangan di dinding dan tangan yang satunya membawa ember kecil untuk mengisi air di bak”, ketika ditawari rumah yang besar dia menolak dan berkata kalau tinggal di rumah yang besar dia akan kerepotan jika pergi ke kamar mandi dan jauh dari tempat tidurnya, hal seperti ini di masa sekarang sungguh sangat mulia. Suatu hari di saat saya datang ke rumahnya saya medapatainya sedang meremas-remas parutan kelapa di satu wadah plastik, setelah saya tanyakan : “ sedang apa?”, beliau menjawab : “saya lagi membuat minyak rambut, karena untuk minyak rambut saya buat sendiri ngga mau beli di luar “, oleh karena itu meskipun beliau telah berumur 110 th rambut beliau masih tetap bagus. Maksud dari ucapan saya semua bukan berarti kita tidak boleh kaya, sungguh tidak demikian karena Allah melihat jiwa kita akan apa yang kita niatkan dalam kehidupan yang sementara ini, jika kita ingin hidup mudah di dunia supaya mudah pula ketika di barzakh maka hal itu sangatlah baik, maka semua aktivitas dari pekerjaan, sekolah dan rumah tangga jalanilah dengan sebaik-baiknya dengan niat yang luhur karena ada Yang Maha Mengatur masa depanmu, masa depanmu adalah milik-Nya, masa depanmu diatur oleh-Nya, dan tidak akan pernah lepas dari pengaturan-Nya, baik itu masa depan di dunia maupun masa depan di akhirah .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Yang terakhir saya sampaikan Alhamdulillah bahwa Halaqah Rasul yang sudah dimulai dari malam Selasa kemarin dan hingga malam ini sudah ada lebih dari 200 halaqah yang terdaftar, yang lain masih belum mendaftar, jadi yang punya kesempatan jangan malu-malu untuk mendaftar, meskipun belum lancar membaca Al qur’an maka tidak apa-apa, ajak 2 atau 3 temanmu yang sudah lancar membaca Al Qur’an meskipun hanya satu ayat dalam setiap harinya. Kita berusaha untuk menjadi penjaga Al qur’an jangan sampai Al qur’an dirusak yang akhirnya banyak fitnah yang muncul, diantaranya banyak orang yang tidak mengenal nabi, ada yang mengaku nabi, ada yang mengaku tuhan, ada yang mengaku malaikat dan lainnya. Dan kita sebagai orang muslim semestinya bacaan Al qur’an kita lebih lancar daripada membaca Koran. Ingatlah berita-berita Allah itu abadi dan pasti, berbeda dengan media yang mungkin saja terdapat kebohongan atau kesalahan. Al qur’an kita dibaca dengan mengerti makna atau tidak mengerti makna tetaplah dibaca. Dan semoga malam Selasa yang akan datang laporan yang masuk akan mencapai lebih dari 2000, sehingga setiap malam Selasa kita bisa khataman, dan generasi Al Qur’an menjadi makmur. Dan waktu membacanya kapan saja, pagi, siang, sore atau malam, namun diusahakan jumlah dalam setiap halaqah tidak lebih dari 5 orang, karena dikhawatirkan jika kebanyakan anggota masing-masing akan membaca sendiri. Maka satu yang membaca yang lain mendengarkan, jika demikian maka dia menjadi pengajar, pembaca, dan pendengar dalam satu waktu, karena jika temannya membaca jika ada kesalahan kemudian ia membetulakn bacaannya maka ia adalah sebagi pengajar, dan di waktu yang sama dia pun sebagai pembaca dan pendengar bacaan Al Qur’an, demikian instruksi dari guru mulia kita. Selanjutnya majelis akbar kita malam Minggu yang akan datang di Masjid Amaliyah Ciawi ujung tol Jagorawi, insyaallah acara ini sukses, amin. Dan yang berangkat konvoi silahkan konvoi dan yang belum punya helm maka belilah helm karena perjalanan jauh bahaya jika tidak menggunakan helm. Alhamdulillah kemarin saya sudah berjumpa dengan KH. Ma’ruf Amin insyaallah kita juga akan mengadakan majelis di Banten dan Cianjur bekerjasama dengan Kapolda setempat. Dan yang tidak bisa hadir di malam Minggu karena ada kesibukan maka di malam Senin kita ada acara di walikota Jakarta Pusat, Alhamdulillah setiap malam Senin acara kita di 5 walikota di Jakarta, dan untuk wilayah luar Jakarta kita akan terus mengadakan acara secara estafet, agar semakin tercipta masyarakat yang rukun dan damai, karena masyarakat yang seperti itulah yang akan dilimpahi kemakmuran oleh Allah subhanahu wata’la.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Rahasia kemakmuran itu telah disiapkan di tangan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
 أُتِيْتُ بِمَفَاتِيْحِ خَزَائِنِ اْلأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِيْ يَدِيْ
" aku diberi seluruh kunci-kunci perbendaharaan bumi hingga ditaruhkan ditanganku".

Maksudnya segala bentuk pertanian kah, perternakan dan lain sebagainya yang sifatnya berhubungan dengan bumi, dengan mengandalkan hujan atau cuaca, hewan dan tumbuhan, kesemua itu juga telah Allah berikan kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Abu Hurairah berkata : “ setelah Rasulullah wafat, kalian lah yang akan mendapatkannya”, warisan dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah berupa harta tetapi berupa kunci-kunci kesuksesan bumi. Maka ambillah kunci kesuksesan bumi itu, yang dengan itu kita akan terbawa kepada kesuksesan dunia dan akhirah. Oleh sebab itu, perbaikilah kehidupan kita, Alqur’an jangan dilupakan, dan teruslah berdzikir dan tetaplah semangat karena kita tau kapan usia kita akan berakhir.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Kita bermunajat bersama memanggil nama Allah, semoga Allah memperbaiki keadaan kita untuk semakin indah dan mulia, semakin tenang, semakin suci dan sejuk, dan semakin diberi kemudahan dan dijauhkan dari kesulitan dan disingkirkan dari musibah, dan Engkau Maha Mampu menggantikan musibah itu dengan rahmah…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.